Senin, 03 Agustus 2015

perbandingan kadar klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras oleh sebagian masyarakat Indonesia dijadikan salah satu makanan pokok karena beras mudah diolah, mudah disajikan, enak, dan mengandung nilai gizi yang baik, kaya akan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air, sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh atau kesehatan.1 Beras yang dijual di Pasar Wiradesa ada yang bermerk dan tidak bermerk. Beras bermerk adalah beras dengan cap produsen atau tanda dari pabrik yang digunakan sebagai pengenal produk yang dipasarkan. Sedangkan, beras tidak bermerk merupakan beras tanpa cap atau tanda pengenal dari produsen atau pabrik.2 Pada pengolahan beras banyak produsen atau penjual memanipulasi mutu beras dengan menambahkan zat aromatik atau bahan pemutih yang tidak jelas dan konsentrasi pemakaiannya di atas ambang batas, sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Produsen menambahkan bahan pemutih atau klorin ke dalam beras bertujuan agar beras yang berstandar medium menjadi beras yang berstandar super untuk menarik pembeli.3 Klorin merupakan bahan kimia yang biasa digunakan sebagai desinfektan. Klorin berbentuk cairan berwarna putih jernih dan berbau kimia menyengat serta ada yang berwujud gas berwarna kuning kehijauan dengan bau yang menyengat. Klorin dapat bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorit (HCIO) yang dapat merusak sel-sel dalam tubuh karena bersifat korosif dan zat klorin yang ada dalam beras masuk ke dalam saluran cerna akan menggerus usus pada lambung sehingga rentan menyebabkan penyakit maag. Konsumsi jangka panjang terhadap beras yang mengandung klorin dapat memicu terjadinya kanker hati dan ginjal.4 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Rajagukguk (2007) di Laboratorium Daerah Kesehatan Medan secara kuantitatif dan kualitatif menunjukkan empat merk beras yang dijual di Pasar Sukaramai, Kota Medan memiliki kadar klorin yang relatif tinggi, yaitu 7,092-46,098 ppm.5 Pada penelitian perbandingan kadar klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk menggunakan metode titrasi iodometri. Titrasi iodometri merupakan titrasi secara kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah KI yang bereaksi dengan sampel atau terbentuknya hasil reaksi antara sampel dengan ion iodium. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepas elektron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron). Prinsip metode ini yaitu klorin akan mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium, kemudian iodium yang dibebaskan selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium thiosulfat (Na2S2O3) dan ditambahkan amylum hasil akhir warna titrasi biru tepat hilang.6 Berdasarkan latar belakang dan penelitian-penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengindentifikasi kadar klorin dengan judul “PERBANDINGAN KADAR KLORIN PADA BERAS BERMERK DAN BERAS TIDAK BERMERK YANG DIJUAL DI PASAR WIRADESA” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan : 1. Berapakah perbandingan kadar klorin pada beras bermerk dan tidak bermerk yang dijual di Pasar Wiradesa? 2. Adakah perbedaan kadar klorin pada beras bermerk dan tidak bermerk yang dijual di Pasar Wiradesa? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbandingan kadar klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk yang dijual di pasar wiradesa. 2. Tujuan khusus Untuk mengetahui perbedaan kadar klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang adanya perbandingan kadar klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk. 2. Bagi Akademik Untuk menambah informasi dan bahan kepustakaan bagi Akademi Analis Kesehatan Pekalongan. 3. Bagi Masyarakat Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya beras yang mengandung klorin, serta bahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beras Beras merupakan bahan pokok terpenting dalam menu makan orang Indonesia. Sebagai makanan pokok beras memberikan beberapa keuntungan. Selain rasanya yang enak beras juga muda diolah, muda disajikan dan mengandung nilai gizi yang baik, kaya akan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Sehingga berpengaruh besar terhada tubuh dan kesehatan.1 Menurut Hadrian (1981).7 Beras adalah suatu bahan makanan yang merupakan sumber energi pemberi energi untuk umat manusia. Zat-zat gizi yang dikandung oleh beras adalah sangat mudah untuk dicerna dan oleh karena itu beras mempunyai gizi yang sangat tinggi. Sebagai bahan makanan pokok 90% penduduk Indonesia, beras menyumbangkan 40-80 % kalori, dan 45-55 % protein. Sumbangan beras dalam mengisi kebutuhan gizi tersebut makin besar pada lapisan penduduk yang berpenghasilan rendah,. Mengingat begitu penting beras dalam kehidupan bangsa Indonesia, maka pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk produksi beras dipasaran.8 1. Beras Bermerk Beras bermerk merupakan beras yang memiliki cap produsen atau tanda dari pabrik sebagai pengenal produk yang dipasarkan. Pemberian konsumen saja namun lebih dari itu agar meningkatkan mutu tersendiri. Biasanya beras bermerk harganya lebih mahal dibandingkan dengan beras yang tidak bermerk serta kualitasnya lebih unggul. Pengolahan beras bermerk diproduksi langsung dari pabrik dengan pemilihan beras yang memiliki kualitas yang unggul serta kualitas yang super yang banyak disukai masyarakat. Beras bermerk umumnya menghasilkan nasi yang pulen serta aroma yang baik, pada beras bermerk biasanya banyak ditemukan di mall, supermarket serta ada juga yang dijual pasar dan warung-warung. Ciri-ciri dari beras bermerk warna putih mengkilat, kesat, bau khas beras atau tidak berbau kimia. Gambar 2.1 Beras Bermerk 2. Beras Tidak Bermerk Beras tidak bermerk merupakan beras tanpa cap atau tanda dari produsen atau pabrik, beras tidak bermerk biasnya dijual eceran, dipasar-pasar, atau warung. Produksi beras tidak bermerk beras digiling langsung dari tempat penggilingan langsung dipak dalam wadah tanpa adanya cap atau produsen dari pabrik, kualitas dari beras tidak bermerk ada yang bagus dan ada yang tidak tergantung dari kualitas padi yang digiling. Ciri-ciri beras tidak bermerk warna putih kelabu, tidak mengkilat, kesat dan bau khas beras atau tidak berbau kimia.2 Gambar 2.2 Beras Tidak Bermerk 3. Sifat-Sifat Beras Ciri fisik beras berwarna putih kelabu, tidak mengkilap, kesat dan berbau khas beras dan tidak berbau kimia, menghasilkan mutu ketanakan dan mutu rasa yang enak pada nasi. Lebih khusunya lagi mutu ditentukan oleh kandungan amilosa kandungan protein dan kandungan lemak. Kandungan amilosa berkolerasi positif dengan aroma nasi dan berkolerasi negatif dengan tingkat kelunakan, kelengketan, warna dan kilap. Sifat-sifat tersebut dibelakang berkolerasi dengan kandungan amilopektin. Rasio antara kandungan amilosa dan amilopektin merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan mutu tekstur nasi, baik dalam keadaan masih hangat maupun sudah mendingin dalam suhu ruang. Beras yang baik adalah beras yang menghasilkan nasi yang empuk (pulen) dan memberikan aroma yang harum. Lekat tidaknya butiran-butiran beras setelah dimasak ditentukan oleh perbandingan kandungan oleh dua zat penting di dalamnya yaitu, amilosa dan amilopektin. Beras yang kandungan amilopektinnya tinggi akan lebih lekat jika dimasak.9 B. Klorin Klorin merupakan unsur halogen yang berat atomnya 35,46. Warnanya kuning kehijauan, titik didihnya -34,7oC, titik bekunya 0,102oC, kepadatan 2,488 berat udara. Klorin pada tekanan suhu biasa bersifat gas dan dalam tekanan rendah mudah mencair. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan senyawa lain membentuk garam Natrium Klorida (NaCl) atau dalam bentuk ion klorida didalam air laut. Dalam kehidupan manusia klorin memegang peranan penting yaitu banyak benda-benda yang kita gunakan sehari-hari mengandung klorin seperti peralatan rumah tangga, alat-alat kesehatan, kertas, pendingin, semprotan pembersih, pelarut, dan berbagai produk lainya. Pada suhu ruang, klorin adalah zat yang berwarna kuning kehijau-hijauan dengan bau yang sangat menyengat. Pada tekanan yang meningkat atau pada saat temperatur -30 oF, cairannya berwarna kuning sawo dan encer. Klorin hanya dapat larut dengan mudah didalam air, tetapi apabila kontak dengan uap adalah dalam bentuk Asam Hipoklorit (HCIO) dan Asam Hidroklorik (HCI). Ketidak stabilan Asam Hipoklorit (HCIO) membuat dengan mudah menghilang, dan membentuk oksigen bebas. Karena reaksi ini, pada dasarnya air mempertinggi oksidasi klorin dan efek oksidasi.10 1. Manfaat Klorin Klorin digunakan dalam berbagai industri untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Produk yang dihasikan dengan menggabungkan klorin dengan Hidrokarbon (produk Klorinat-Hidrokarbon) memberikan manfaat yang amat berguna. Klorin yang digunakan sebagai desinfektan adalah gas klor (CI2) Kalsium Hipoklorit (Ca(OCI)2). Peran klorin sebagai desinfektan pada air minum sejak puluhan tahun lalu merupakan hal yang sangat berarti bagi peningkatan kualitas air minum. Klorin juga digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas sebagai pemutih kertas maupun sebagai penguat permukaan kertas, pulp dan tekstil, pemutih pakaian. Selain itu klorin juga untuk bahan kimia dalam pereaksi pabrik logam klorida, bahan pelarut klorinasi, manufaktur, peptisida dan herbisida misalnya DDT, untuk alat pendingin, plastik. 10 2. Sifat Klorin a. Sifat kimia Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga Halogen, terletak pada golongan VII A periode III. Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi elektron pada kulit terluarnya. Hal ini disebabkan karena strukturnya belum mempunyai 8 elektron (oktet) untuk mendapat struktur elektron gas mulia. Disamping itu, klorin juga bersifat oksidator. Dalam air laut maupun sungai, klorin akan terhidrolisa membentuk Asam Hipoklorit (HCIO) membentuk Asam Hipoklorit (HCIO) yang merupakan suatu oksidator. Reaksinya adalah sebagai berikut : CI2 + HOH HCIO + H+ + CI- HIO OCI- + H+ b. Sifat fisik Tabel 2.1. Sifat Fisik Klorin11 Sifat-Sifat Keterangan Pada Suhu Kamar Berwarna Kuning Kehijauan Berat Molekul 70,9 dalton Titik Didih -29 oF (-34 oC) Titik Beku -150 oF (-101 oC) Gaya Berat 1,56 pada titik didih Tekanan Uap Air 5,168 mmHg pada 68 oF (20 oC) Berat Jenis Gas 2,5 Sifat-sifat Keterangan Daya Larut Dalam Air 0,7 % pada 68 oF (20 oF) 3. Bahaya Klorin Terhadap Kesehatan Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, klorin dalam bentuk gas maupun cairan mampu mengakibatkan luka yang permanen, terutama pada kematian termasuknya luka yang permanen terjadi karena disebabkan oleh gas klorin. Klorin juga membahayakan sistem pernafasan terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa. Dalam wujud gas klorin merusak membran mukus dan dalam bentuk cair dapat merusak kulit serta bahaya. klorin jika masuk dalam tubuh tertelan bisa menyebabkan iritasi pada esofagus, lambung dan membran mukosa. Sertadapat merusak sistem pernafasan dan selaput lendir dalam tubuh apabila penggunaan klorin mencapai 3-5 ppm dalam beras dan tertelan masuk ke dalam tubuh, serta dapat menggangu kesehatan mata jika kadar klorin yang tertelan masuk dalam tubuh mencapai 13-15 ppm dan dapat menyebabkan kematian apabilah lama kelaman klorin menumpuk dalam tubuh mencapai diatas 30 ppm. 12 Dampak dari beras yang mengandung klorin tidak terjadi sekarang, bahaya untuk kesehatan baru akan muncul 15 hingga 20 tahun mendatang, khususnya jika mengkonsumsi beras itu secara terus menerus. Zat klorin sebenarnya dibutuhkan dalam tubuh sebagai salah satu zat penguat, namun jika kadarnya tidak teratasi melebihi ambang batas dalam tubuh, maka dapat mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan. Gangguan yang timbul akibat mengkonsumsi beras yang mengandung klorin dalam jangka yang panjang adalah seperti gangguan pada ginjal dan hati. Jika disebabkan menghirup gas klorin dalam konsentrasi tinggi dan menghisap untuk pertama kalinya. Menghisap gas klorin dalam 15 ppm dapat menimbulkan pengaruh rangsangan / iritasi pada selaput lendir tenggorokan dan dalam 30 ppm dapat menyebabkan batuk-batuk, dalam konsentrasi tinggi 1000 ppm menyebabkan kematian mendadak. Adapun gejala-gejala yang disebabkan oleh gas Klorin yaitu : 1) Tenggorokan terasa gatal / pedih panas. 2) Batuk terus menerus disebabkan oleh rangsangan terhadap refleks alat pernafasan yang menyebabkan orang tidak bisa menahan batuk. 3) Sesak nafas. 4) Muka kelihatan kemerah-merahan 5) Mata terasa pedih akibat rangsangan terhadap selaput lendir konjutigva. 6) Batuk kadang disertai muntah darah yang hebat. Kemampuan oksidasi klorin sangat kuat, dimana diantara air klorin akan melepas oksigen dan Hidrogen klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan. a. Keracunan Kronik Disebabkan karena menghirup gas klorin dalam konsentrasi rendah tetapi terjadi berulang-ulang, sehingga dapat menyebabkan kehilangan rasa pada indra pencium.Pengaruh klorin terhadap tubuh antara lain : 1) Pengaruh terhadap kulit Klorin cair bila tertumpah kulit dapat menimbulkan luka bakar yang menyebabkan warna kulit merah-kemerahan dan bengkak. 2) Pengaruh terhadap mata Klorin dalam konsentari tinggi (pekat) sangat merangsang mata yang dapat menimbulkan mata terasa pedih. Dampak buruk penggunaan klorin dalam beras bagi kesehatan tubuh manusia adalah sebagai berikut : a) Menimbulkan kanker darah. b) Merusak sel-sel darah. c) Menggangu fungsi hati / liver. d) dapat merusak sistem pernafasan dan selaput lendir dalam tubuh apabilah menggunakan klorin mencapai 3-5 ppm dalam beras. e) Serta dapat menimbulkan kematian jika menggunakan klroin mencapai diatas 30 ppm dalam beras.12 C. Titrasi Iodometri Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volume larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa – volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi. Dalam penelitian tentang kadar klorin dalam beras beberapa sumber terdahulu yang digunakan hanya metode iodometri.13 Titrasi iodometri merupakan salah satu analisa kuantitatif volumetri secara oksidimetri dan reduksimetri melalui proses titrasi. Titrasi oksidimetri merupakan titrasi terhadap larutan pereduksi (reduktor) dengan larutan standar zat pengoksidasi (oksidator). Titrasi reduksimetri merupakan titrasi yang dilakukan terhadap zat larutan pengoksidasi (oksidator) dengan larutan standar pereduksi (reduktor). Titrasi iodometri merupakan merupakan titrasi secara kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah KI yang bereaksi dengan sampel atau terbentuknya atau hasil reaksi antara sampel dengan ion iodium. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepas elektron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasimya berkurang atau turun (menengkap elektron). Pada titrasi ini Natrium Thiosulfat (Na2S2O3) digunakan sebagai titran indikator amilum. Prinsip metode ini yaitu klorin akan mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium, kemudian iodium yang dibebaskan selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium thiosulfat (Na2S2O3) dan ditambahkan amylum hasil akhir warna titrasi biru tepat hilang. Iodometri merupakan titrasi dengan larutan standar iodium I2. Iodometri adalah titrasi terhadap iodium yang dibebaskan dari suatu reaksi redoks, menggunakan larutan standar larutan Natrium Thiosulfat (Na2S2O3), iodium termasuk oksidator lemah dibandingkan dengan Kalium permanganat maupun kalium bikromat. Jika oksidatornya kuat ditambahkan KI berlebih dalam suasana asam atau netral, maka jumlah zat oksidator yang mengalami oksidasi (I2) secara kuantitatif dapat ditentukan. Dalam hal ini iodium yang dilepaskan ( yang setara dengan zat oksidator) dititrasi dengan zat standar (reduktor) yaitu Natrium Thiosulfat (Na2S2O3), jumlah I2 adalah setara dengan oksidator selama penambahan KI berlebih. reaksi yang terjadi : H2O2 + 2H+ + 2 I 2 H2O + I2 CI2 + 2 I- 2 CI + I2 2 CU2+ + 4 I- CU2I2 + I2 IO3- + 6 H+ + 2 I- 3 H2O + 3 I2 IO3- + 6 H+ + 6 I- 3 H2O + 3 I2 Reaksi yang terjadi pada titrasi dengan Natriun Thiosulfat, adalah : 2 S2O32- + I2 S4O62- + 2 I- I2 dapat membentuk kompleks berwarna biru terhadap amilum, bila indikator amilum digunakan dalam titrasi ini maka titik ekuvalens ditadai dengan hilangnya warna biru dari larutan. Indikator amilum sebaiknya ditambahkan sesaat sebelum titik ekuvalens terjadi, yaitu ketika larutan yang dititrasi telah berubah menjadi kuning jernih, hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan titrasi, sebab kompleks iod amilum tidak larut secara sempurna dengan pelarut air.14   D. Kerangka Teori Untuk mengetahui kandungan klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk digunakan metode iodometri, sehingga dapat dibuat kerangka teori sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Teori   E. Kerangka Konsep Dalam kerangka konsep penelitian tentang perbandingan kadar klorin pada beras yang dijual di pasar Wiradesa dengan metode iodometri, dapat dibuat kerangka konsep sebagai berikut : Gambar 2.2 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu objek penelitian. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di pasar Wiradesa dan pemeriksaannya dilakukan di Laboratorium kimia amami Akademi Analis Kesehatan Pekalongan. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai Mei Tahun 2015. C. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah beras bermerk dan beras yang tidak bermerk yang dijual di pasar Wiradesa. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi yang dipakai adalah beras yang bermerk dan beras yang tidak bermerk yang dijual oleh penjual di pasar Wiradesa sebanyak 4 orang penjual beras bermerk dan 4 orang penjual beras yang tidak bermerk, total penjual yang diambil sampel beras 8 orang penjual. 2. Sampel Sempel dibuat dari beras bermerk yang dijual di pasar Wiradesa sebanyak 4 jenis beras yang bermerk, dan beras yang tidak bermerk sebanyak 4 jenis beras yang tidak bermerk, jadi total beras yang diambil 8 jenis sampel beras. E. Definisi Operasional 1. Beras Bermerk Beras bermerk adalah beras dengan cap produsen atau tanda dari pabrik yang digunakan sebagai pengenal produk yang dipasarkan. 2. Beras Tidak Bermerk Beras tidak bermerk adalah beras tanpa cap atau tanda pengenal dari produsen atau pabrik. 3. Klorin Klorin adalah bahan kimia cair yang biasa digunakan sebagai desinfektan. 4. Titrasi Iodometri Titrasi iodometri adalah titrasi secara kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah KI yang bereaksi dengan sampel atau terbentuknya atau hasil reaksi antara sampel dengan ion iodium kemudian dititrasi dengan larutan Natrium thiosulfat (Na2S2O3) hasil titrasi berwarna biru tepat hilang. F. Instrumen Penelitian 1. Jenis dan Pengambilan Data a. Data Primer Data primer diperoleh dari pengamatan langsung, sumber data dalam penelitian. Data dari hasil pemeriksaan sampel beras bermerk dan beras tidak bermerk yang dilakukan pemeriksaan di Laboratorium kimia AAK Pekalongan. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data jumlah sampel beras bermerk dan beras tidak bermerk yang dijual di pasar Wiradesa. 2. Alat dan Bahan 1. Alat : a. Pipet volume 10 ml b. Buret c. Neraca analitik d. Labu ukur 50 ml dan 500 ml e. Erlenmeyer f. Gelas ukur g. Beker glass h. pipet i. Label j. Kertas saring 2. Bahan : a. Beras bermerk dan tidak bermerk b. Larutan Na2S2O3 0,1 N c. Larutan KIO3 0,1 N d. Larutan amilum e. Larutan KI 10% f. Larutan H2SO4 6 N 3. Prosedur kerja 1. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan dengan cara membeli dari satu penjual ke penjual lain sebanyak 8 penjual sampel beras, 4 penjual beras bermerk dan 4 penjual beras tidak bermerk, dengan jumlah beras bermerk 4 buah sampel dan beras tidak bermerk 4 buah sampel, yang diambil setiap sampel per 10 gr. 2. Pembuatan standarisasi larutan Na2S2O3 0,1 N dengan KIO3 0,1N a. Pipet 10,0 larutan KIO3, masukan kedalam erlenmeyer b. Tambahkan 10 ml H2SO4 6 N c. Tambahkan 10 ml KI 10% (dalam erlenmeyer bertutup kaca) d. Biarkan kurang lebih 5 menit ditempat yang gelap sambil di goyang e. Titrasi dengan larutan baku primer Na2S2O3 0,1 N hingga warna kuning pucat f. Tambahkan 1 ml indicator amilum (terjadi warna hijau biru), gojog kuat g. Titrasi lagi sampai warna berubah menjadi biru tepat hilang 3. Pembuatan penetapan kadar sampel a. Uji kualitatif a) Sampel (beras) ditimbang sebanyak 10 gr b) Sampel ditambahkan 50 ml aquadest lalu aduk kemudian saring c) Pipet 10 ml masukan dalam tabung reaksi d) Tambahkan 10 ml KI 10% dan amilum e) Jika hasil positif (+) akan berubah warna menjadi biru, jika hasilnya negatif (-) warna masih utuh putih keruh b. Uji kuantitatif a) Sampel (beras) ditimbang sebanyak 10 gr b) Sampel ditambahkan 50 ml aquadest lalu diaduk dan kemudian disaring c) Setelah disaring pipet 10,0 ml filtratnya d) Tambahkan 10 ml H2SO4 6 N e) Ditambahkan 10 ml KI 10% ( dalam erlenmeyer yang bertutup kaca) f) Biarkan dalam tempat gelap selama 5 menit sambil di goyang g) Dititrasi dengan larutan baku primer Na2S2O3 0,1 N hingga warna kuning pucat h) Tambahkan 1 ml amilum (terjadi warna biru), digojog kuat i) Tirasi lagi jika hasi Positif (+) warna titrasi akan berubah menjadi biru tepat hilang dan jika hasil Negatif (-) warna masih utuh putih keruh j) Catat hasilnya 4. Pembuatan titrasi Blanko a. Ambil 10 ml aquadest masukan dalam erlenmeyer b. Tambahkan 10 ml larutan H2SO4 6 N c. Tambahkan 10 ml KI 10% ( dalam erlenmeyer yang bertutup kaca ) d. Dititrasi dengan larutan baku primer Na2S2O3 0,1 N sampai terjadi warna kuning pucat e. Tambahkan 1 ml indikator amilum (terjadi warna biru), digojog kuat f. Titrasi lagi sampai terjadi perubahan warna biru tepat hilang G. Analisa Data Data yang telah diolah dan disajikan secara Deskriptif, untuk menghitung kadar klorin pada beras bermerk dan tidak bermerk yang dijual dipasar Wiradesa. BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang perbandingan kadar klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk yang dijual dipasar wiradesa dengan menggunakan metode iodometri, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Uji Organoleptis Tabel 4.1 Hasil uji organoleptis pada Beras Bermerk dan Beras tidak Bermerk Sampel Warna Bau Kekeruhan B1 Putih bersih Khas beras Putih keruh B2 Putih bersih Khas beras Putih keruh B3 Putih bersih Khas beras Putih keruh B4 Putih bersih Khas beras Putih keruh TB 1 Putih kelabu Khas beras Putih keruh TB 2 Putih kelabu Khas beras Putih keruh TB 3 Putih kelabu Khas beras Putih keruh TB 4 Putih kelabu Khas beras Putih keruh Keterangan Sampel: a. B : Beras Bermerk b. TB : Beras tidak Bermerk Uji organoleptis pada beras bermerk dan beras tidak bermerk dilihat dari warna, bau dan kekeruhan pada beras . 2. Uji Kualitatif Tabel 4.2 Uji kualitatif klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk Sampel Pereaksi Pengamatan Hasil B 1 KI 10% dan Amilum Putih keruh Negatif B 2 KI 10% dan Amilum Putih keruh Negatif B 3 KI 10% dan Amilum Putih keruh Negatif B 4 KI 10% dan Amilum Putih keruh Negatif TB 1 KI 10% dan Amilum Putih keruh Negatif TB 2 KI 10% dan Amilum Putih keruh Negatif TB 3 KI 10% dan Amilum Putih keruh Negatif TB 4 KI 10% dan Amilum Putih keruh Negatif Keterangan Sampel : a. B : Beras Bermerk b. TB : Beras tidak Bermerk Dari pemeriksaan uji kualitatif kadar klorin pada beras bermerk dan tidak bermerk yang dijual dipasar Wiradesa yang didapatkan hasil Negatif dari 8 sampel yang diperiksa diantaranya 4 sampel bermerk dan 4 sampel tidak bermerk tidak ada perubahan warna, yaitu putih keruh. Namun jika hasilnya positif warna akan berubah menjadi biru tua. 3. Uji Kuantitatif dengan Metode Iodometri Tabel 4.3 Hasil Uji Kuantitatif Klorin pada Beras Bermerk dan Beras tidakBermerk Sampel TAT Berat sampel (gr) Hasil kadar klorin (ml) B 1 Putih keruh 10,0000 00,00 B 2 Putih keruh 10,0000 00,00 B 3 Putih keruh 10,0001 00,00 B 4 Putih keruh 10,0000 00,00 TB 1 Putih keruh 10,0000 00,00 TB 2 Putih keruh 10,0000 00,00 TB 3 Putih keruh 10,0000 00,00 TB 4 Putih keruh 10,0001 00,00 Keterangan Sampel: a. B : Beras Bermerk b. TB : Beras tidak Bermerk Dari pemeriksaan uji kuantitatif kadar klorin pada beras bermerk dan beras tidak bermerk yang dijual dipasar Wiradesa didapatkan hasil Negatif dari 8 sampel yang diperiksa diantarnya 4 sampel beras bermerk dan 4 sampel beras tidak bermerk dengan hasil Negatif (warna putih keruh), sedangkan jika hasilnya positif titik akhir titrasinya akan ditandai perubahan warna biru tepat hilang. B. Pembahasan Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil semua sampel beras negatif (tidak mengandung klorin). Dari ke delapan sampel yang diambil dari Pasar Wiradesa, empat sampel beras bermerk dan empat sampel beras tidak bermerk, sampel diperiksa di Laboratorium AAK Pekalongan kemudian sampel di uji secara kualitaiatif dan kuantitatif. Hasil Negatif tersebut di karenakan penjual beras tidak menambahkan klorin dalam beras yang dijualnya atau bisa mungkin karena kadar klorin yang ditambahkan dalam beras kadarnya sedikit sehingga tidak bisa terdeteksi atau terbaca menggunakan titrasi dan mungkin bisa terbaca dengan alat spektrofometer bisa membaca kadar yang lebih kecil dibandingkan dengan titrasi. Kelemahan dari titrasi iodometri kurang spesifik, tidak sensitifitas yaitu tidak bisa mendeteksi kadar yang lebih kecil, kelebihan titrasi iodometri muda digunakan, prosedur lebih sederhana. Pada pemeriksan beras digunakan 2 uji, yaitu : Secara kualitatif jika sampel positif mengandung klorin dengan penambahan KI (Kalium Iodida ) 10% dan amilum akan memberikan hasil warna biru tua, reaksi yang terjadi antara klorin dengan iodium: CI2 + 2I- 2CI- + I2 Pada penelitian ini dari semua sampel yang diambil dari pasar Wiradesa hasilnya Negatif (tidak mengandung klrorin). Setelah dilakukan uji kualitatif dengan cara masing- masing setiap sampel ditimbang 10 gram dan ditambahkan 50 ml aquadest kemudian dipipet 10 ml dengan penambahan KI 10% dan amilum sebagai pereaksi tidak terjadi reaksi warna antara klorin dengan iodium dan hasil warnanya masih sama seperti warna awal yaitu berwarna putih keruh dan tidak terdapat perubahan warna biru tua. Hal ini menunjukkan bahwa semua sempel yang diuji secara kualitatif tidak menunjukkan adanya kandungan klorin yang ditambahkan dalam beras sebagai pemutih beras yang dijual di pasar Wiradesa. Setelah dilakukan uji kualitatif selanjutnya dilakukan pengujian kuantitatif untuk memastikan hasilnya, cara melakukan uji kuantitatif yaitu dititrasi dengan menggunakan metode iodometri, untuk lebih memastikan kebenaran bahwa semua sampel beras tersebut tidak mengandung klorin. Pada uji kuantitatif tiap-tiap sampel dititrasi untuk mengetahui apakah terdapat klorin dan untuk menentukan kandungan kadar klorin dalam tiap sampel tersebut. Setiap sampel ditimbang sebanyak 10 gr dan dilarutkan dalam aquadest sebanyak 50 ml aquadest kemudian dipipet 10 ml dan ditambahkan H2SO4 6N dan ditambah KI 10% dititrasi dengan Na2S2O3 0,1N dan tambahkan amilum titrasi lagi dengan Na2S2O3 0,1N sampai terjadi perubahan warna, jika positif berwarna biru tepat hilang. Reaksi yang terjadi jika dititrasi dengan Na2S2O3 : 2S2O32- + I2 S4O62- + 2I- Namun semua sampel yang diuji secara kuantitatif tidak menghasikan warna, warna masih utuh yaitu putih keruh dan tidak terjadi perubahan warna biru tepat hilang., serta tidak terjadi reaksi antara sampel, iodium dan Na2S2O3. Hasil dari semua sampel beras negatif (tidak mengandung klorin), hasil perhitungan titrasi yang diperoleh dari semua sampel beras tersebut adalah 00,00. Dari penelitian ini sampel yang diambil dari pasar Wiradesa adalah empat sampel beras bermerk dengan ciri-ciri sebagai berikut waran putih bersih, kesat, bau khas beras atau tidak berbau kimia, dan empat beras tidak bermerk dengan ciri-ciri beras sebagai berikut warna putih keruh atau agak putih, kesat, berbau khas beras atau tidak berbau kimia. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan pada beras bermerk dan tidak bermerk yang dijual di pasar Wiradesa aman tidak mengandung klorin (bahan pemutih) dan baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dari penelitian yang dilakukan, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Setelah dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif 8 sampel diantaranya 4 sampel beras bermerk dan 4 sampel beras tidak bermerk yang dijual dipasar Wiradesa hasilnya negatif tidak ada yang menggunakan klorin sebagai pemutih dalam beras dagangannya dan tidak perbedaan kadar dalam beras bermerk dan tidak bermerk. 2. Dari data hasil pemeriksaan 4 sampel beras bermerk dan 4 sampel beras tidak bermerk yang dijual dipasar Wiradesa yang diuji dengan metode analisa pengujian metode reaksi warna dengan metode titrasi iodometri tidak adanya klorin (pemutih) yang terkandung didalam beras. B. Saran 1. Penulis menyarankan untuk peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian mengenai klorin dengan metode spektofotometer. 2. Bagi masyarakat aman akan mengkonsumsi beras yang dijual di pasar Wiradesa karena tidak adanya kandungan klorin atau bahan bahaya yang ditambahakan ke dalam beras yang dijualnya.

0 komentar:

Posting Komentar

letihkan badanmu untuk mendapatkan kenikmatan